Artina Prastiwi (22) mahasiswi Fakultas Kedokteran Hewan (FKH) Universitas Gadjah Mada (UGM)Yogyakarta berhasil menemukan vaksin penghambat virus H5N1 (flu burung). Vaksin itu bukan berasal dari bahan kimia, tapi organik atau herbal dari ekstrak buah Mahkota Dewa (Phaleria Macrocarpa).
"Ekstrak buah Mahkota Dewa itu mengandung senyawa saponin yang berfungsi untuk menghambat perkembangan virus flu burung," ungkap Artina kepada wartawan di kampus UGM di Bulaksumur, Kamis (3/3/2011).
Menurut dia, ekstrak buah Mahkota Dewa mengandung senyawa saponin yang berfungsi untuk menghambat perkembangan virus flu burung. Senyawa itu dalam dosis yang tepat bisa menghambat virus mencapai 87 persen. Melalui beberapa kali penelitian, akhirnya ditemukan dosis yang tepat untuk menghambat virus tersebut secara efektif dalam diri unggas.
"Dari hasil penelitian saya, dosis yang tepat adalah 10 persen," katanya.
Dia mengatakan kadar saponin yang dibutuhkan untuk menghambat perkembangan virus tersebut adalah 10 miugram/mililiter (ml). Vaksin yang digunakan untuk disuntikkan ke unggas sendiri hanya 0,2 ml. Pada penelitian pertama menggunakan telur ayam berembrio yang telah diberikan virus flu burung. Telur tersebut kemudian disuntik beberapa dosis ekstrak mahkota dewa.
Telur tersebut kemudian diinkubasi selama 35 hari, hasilnya embrio tidak mati, sehat dan tanpa bekas luka. Namun ketika konsentrasi dosis saponin di tingkatkan menjadi 15 hingga 20 persen semua embrio di telur tersebut mati.
"Terjadi perdarahan di seluruh tubuh, terjadi kekerdilan dan cairan alantois keruh. Ini membuktikan kadar saponin yang digunakan harus tepat karena kalau kelebihan mengakibatkan keracunan. Bila kurang juga tidak mampu menghambat laju virus," tandasnya.
Setelah melalui uji beberapa kali, Artina kemudian menguji pada unggas secara langsung dengan kadar 0,2 ml dalam satu dosis untuk unggas usia di bawah 21 hari dan ditambah menjadi 0,5 ml untuk unggas di atas usia 21 hari.
Menurutnya Untuk mendapatkan buah mahkota dewa juga sangat mudah karena banyak ditemukan di wilayah DIY dan Jawa Tengah. Untuk menghasilkan vaksin flu burung dalam satu dosis tersebut (0,2 ml) dibutuhkan kulit buah Mahkota Dewa sebanyak 3 gram untuk kemudian diekstrak menjadi vaksin.
"Ekstrak itu masih harus dicampur dengan pelarut agar bisa cepat terserap dalam tubuh unggas," katanya.
Saat ini hasil penelitian Artina sudah didaftarkan untuk memperoleh hak atas kekayaan intelektual (HAKI). Berkat penemuannya ini mahasiswi angkatan 2007 ini berhasil meraih dua predikat sekaligus dana lomba penelitian yang dilakukan Masyarakat Ilmuwan dan Tehnologi Indonesia (MIPI) di Bogor, akhir Januari 2011 lalu. Dua predikat tersebut adalah juara satu lomba penelitian dan karya penelitian terbaik yang diselenggarakan MIPI.
Dia mengharapkan vaksin flu burung organik bisa diproduksi secara massal. Sebab, vaksin yang beredar saat ini selain mengandung bahan kimia yang juga memberikan efek samping negatif pada unggas harganya cukup mahal. Untuk 100 dosis vaksin flu burung yang beredar saat ini harganya bisa mencapai Rp 200 ribu. Tetapi untuk vaksin herbal ini bisa dijual dengan harga Rp 75 ribu untuk setiap 100 dosisnya.
"Saya masih akan terus mengembangkan penelitian ini. Hasil penelitian ini akan kami paparkan juga dalam pertemuan ilmiah di Thailand dan Jepang," pungkas Artina.
Artina Prastiwi acap cemas ketika melakukan kegiatan penelitian di peternakan unggas. Calon dokter hewan dari Universitas Gadjah Mada (UGM) Yogyakarta ini memahami betul orang yang bersinggungan dengan unggas rentan terserang virus flu burung. Virus flu burung alias AI (avian influenza) serotipe H5N1 (H = hemagglutinin; N = neuraminidase) hidup dalam saluran pencernaan unggas. Virus ini dikeluarkan bersama kotoran dan akan mencemari lingkungan di sekitarnya, baik air, udara, maupun unggas itu sendiri.
Adanya cemaran tersebut bisa mengakibatkan infeksi pada orang jika terjadi kontak langsung dengan unggas yang terinfeksi. Gejala orang yang terinfeksi flu burung antara lain demam, sakit tenggorokan, batuk, beringus, nyeri otot, sakit kepala, dan lemas. Gejala orang yang terinfeksi AI dalam waktu singkat dapat menjadi lebih berat dengan terjadinya peradangan paru-paru (pneumonia). Bila tidak segera mendapatkan pertolongan, nyawa korban bisa terancam. Walaupun para peternak di sekitar kota pelajar telah mengetahui risiko rentan tersebut, mereka jarang memberikan vaksin penangkal virus AI kepada unggasnya.
Alasan peternak tidak memberikan vaksin lantaran harganya relatif mahal. Vaksin kimia AI di pasaran dibanderol sekitar 200 ribu rupiah per 100 ayam. Para peternak belum bisa menaikkan harga daging ayam untuk menutup ongkos membeli vaksin karena konsumen bisa “menjerit”. Bisa jadi konsumen beralih ke produk pangan lainnya untuk memenuhi kebutuhan protein. Di sisi lain, permasalahan harga vaksin AI yang relatif mahal itu justru membahayakan keselamatan hidup peternak, penjual, dan penjamah unggas.
Mengamati permasalahan tersebut, Artina mencoba mencari jalan keluar dengan riset tanaman obatobatan yang ketersediaannya melimpah di sekitar Yogyakarta. Dari pelbagai informasi yang dikumpulkan, anggota ikatan mahasiswa kedokteran Indonesia ini mencoba meneliti buah mahkota dewa yang selama ini telah banyak dimanfaatkan warga Yogyakarta sebagai obat tradisional. Buah kering mahkota dewa yang terbukti secara empiris bisa meningkatkan daya tahan tubuh dijual seharga 13.000 rupiah per kilogram di pasaran bebas. Namun, kebanyakan pengguna obat tradisional mahkota dewa tidak mengetahui kandungan kimianya.
“Dari situlah saya berpikir ada senyawa yang berperan dalam peningkatan daya tahan tubuh,” kata pemenang pertama kompetisi Masyarakat Ilmuwan dan Teknolog Indonesia (MITI) Miti Paper Challenge (MPC) 2011. Dari informasi yang ditelusuri Artina dalam dunia penelitian, pemanfaatan ekstrak mahkota dewa masih belum dikembangkan secara optimal. Misalnya, penelitian yang dilakukan hanya mencoba menguak kandungan zat aktif tanaman mahkota dewa, seperti alkaloid, flavonoid, dan saponin.
Namun dari hasil penelitian sebelumnya masih belum menjawab kadar dosis efektif senyawa yang digunakan sebagai bahan pengobatan. Padahal, faktor penghambatan (predisposisi) senyawa belum nyata terlihat jika hanya menggunakan ekstrak mahkota dewa secara keseluruhan.
Dosis Saponin
Oleh sebab itu, Artina lebih fokus meneliti kandungan saponin di dalam buah mahkota karena banyak penelitian sebelumnya menyebutkan tidak ada kandungan toksin. Sedangkan bagian tanaman mahkota dewa lainnya semisal akar, daun, dan batang diduga memiliki sifat racun. Senyawa saponin merupakan larutan berbuih yang diklasifi kasikan berdasarkan struktur aglikon ke dalam triterpenoid dan steroid saponin. Saponin bermanfaat meningkatkan sistem kekebalan tubuh dan vitalitas serta mengurangi kadar gula dalam darah dan penggumpalan darah.
Selain itu, saponin bisa dimanfaatkan sebagai antibakteri dan antivirus. Artina mencari dosis senyawa saponin dengan mengekstrak buah mahkota dewa lewat penyulingan (destilasi). Cara membuat antiviral ekstrak mahkota dewa ini diawali dengan penimbangan sesuai dosis yang diperlukan. Untuk dosis 10 mikrogram (μg) maka diperlukan buah mahkota dewa kering 10 gram (gr) per 100 mililiter (ml) air atau kelipatannya, yaitu 100 gram per 1.000 mililiter. “Setelah itu dilakukan proses penyulingan untuk mendapatkan ekstrak,” jelas mahasiswi angkatan 2007 ini. Selanjutnya, Artina melakukan pengujian kadar saponin 10 μg per ml di laboratorium uji Laboratorium Penelitian dan Pengujian Terpadu (LPPT) UGM.
Menurut Artina, ekstrak mahkota dewa harus mengandung kadar saponin 10 μg/ ml (10 persen). Lalu, yang digunakan sebagai vaksin adalah ekstrak mahkota dewa 0,2 ml. Hasil saponin yang diperoleh inilah yang digunakan sebagai bahan baku, yaitu sebagai pelarut suspensi antigen virus AI. Artina menguji antiviral ini dengan metode in ovo, yakni pengujian tahap dasar penelitian sebelum diujikan ke lapangan. Kadar saponin 0,2 ml disuntikkan ke dalam telur ayam berembrio. Lalu diinkubasi selama 35 hari, dan dilihat hasilnya dengan memecahkan telurnya.
Mekanisme kerja antiviral ini adalah menghambat replikasi virus AI yang telah berada dalam DNA (deoxyribosenucleic acid) inang ayam. Penghambatan pada protein NA (Neuraminidase) yang berperan dalam pelepasan saat penempelan di tubuh inang akan bereplikasi ke sel lain. Melalui jalur penghambatan inilah maka replikasi bisa dihambat. Jumlah virus bisa ditekan dan tingkat keganasan (virulensi) berkurang sehingga tidak menimbulkan gejala sakit.
Dengan dosis efektif 10 μg/ ml embrio tidak mati, sehat, dan tanpa bekas luka. Namun, dengan konsentrasi dosis ditingkatkan 15- 20 persen ternyata semua embrio mati, dengan bentuk perdarahan seluruh tubuh, kekerdilan, dan cairan alantois keruh. “Hasil penelitian ini membuktikan bahwa kadar saponin yang digunakan harus tepat sebab dapat menimbulkan keracunan jika dalam dosis yang besar,” tandas mahasiswa program studi pendidikan kedokteran hewan ini.
Diperkirakan vaksin AI dari buah mahkota dewa ini akan dilepas di pasaran dengan harga 75- 100 ribu rupiah per 100 ayam. Hasil penelitian vaksin organik virus AI yang diklaim pionir di Asia ini rencananya akan dipresentasikan di Jepang pada Maret 2011. Alasannya, belum ada penelitian sejenis. Secara umum, vaksin AI komersial diimpor menggunakan bahan-bahan kimia, bukan bahan lokal (herbal).
“Saya menyebutkan hal tersebut karena virus flu burung epidemik di kawasan Asia dan dari data jurnal menyebutkan belum ada vaksin sejenis atau vaksin pelarut (adjuvant) yang benar-benar organik,” klaim Artina. Vaksin kimia AI di pasaran dibanderol sekitar 200 ribu rupiah per 100 ayam.
(Sumber KoranJakarta,Detik.com)
1 komentar:
BOLAVITA Adalah Agen Judi Online Terpercaya di Indonesia.
Sedang Mengadakan Tournament Casino Live Dengan Total Hadiah IDR 149.000.000,- !
Baca Ketentuan Tournament Spesial ini, Klik Link » ( https://bit.ly/tournamentcasino )
Nikmati juga permainan lainnya :
» Bola / Sportsbook
» Sabung Ayam ( Wala Meron )
» Casino Live
» Slot online
» Togel Online
» Bola Tangkas
» Tembak Ikan
» Poker
» Domino
» Dan Masih Banyak Lainnya.
Bolavita sudah berdiri sejak 2014 . Dan memiliki Licensi resmi di Filipina. Aman dan sudah terpercaya sampai saat ini. Menjadi salah satu partnet Betting online terkemuka dan populer di Indonesia. Untuk anda yang ingin menikmati bonus dan bermain di Bolavita. Langsung saja melakukan pendaftaran & Hubungi Customer service kami ya..
Nikmati Juga Promo Lainnya :
★ Bonus 10% Deposit Pertama !
★ Bonus 5% Deposit Setiap Hari
★ Bonus Cashback Mingguan 5% s/d 10%
★ Bonus Referral 7% + 2%
★ Bonus Rollingan 0,5% + 0,7%
★ Bonus 100% Win Beruntun 8x, 9x, 10x
Menerima :
• Judi Online Deposit Ovo
• Judi Online Deposit Gopay
• Judi Online Deposit Dana
• Judi Online Deposit Linkaja
• Judi Online Deposit Pulsa
• Judi Online Deposit Bank
Link Daftar Klik : https://bit.ly/3b2Tnq7
Kontak WhatsApp » Klik Link : https://bit.ly/aktif24jam
Link Layanan Live Chat (24 Jam Online) : https://bit.ly/2VD8fER
» S128
» SV388
» CASINO
» TARUHAN BOLA
» SBOBET
» CBET
» NOVA88
» TEMBAK IKAN
» SLOT
» Livechat Bolavita
Posting Komentar