PENEMUAN metode dan alat penghancur kanker tidak tiba-tiba. Karya gres ini diawali dari penelitian DR Warsito P Taruno sejak akhir 1999, saat masih menempuh karier di luar negeri. Tiba di Indonesia, 2003, riset ini kembali dilanjutkan.
Uji coba pertama dilakukan tujuh tahun kemudian, 2010. “Saat itu, kakak saya menderita kanker payudara stadium 4. Kemudian dilakukan terapi dengan alat ini,” kata DR Warsito, kepada Jurnal Nasional, Senin (5/12).
Tak dinyana, sang kakak sembuh dalam waktu sebulan. Saat dokter yang biasa memonitor pengobatan sang kakak, menyatakan tidak bisa menerima kenyataan pasiennya sudah sembuh. Tapi saat dipindai sebulan kemudian dan nyata-nyata sel kanker sudah hilang, sang dokter pun pasrah.
“Sejak itu, dari mulut ke mulut, teman-teman kakak yang menderita kanker payudara mencoba alat ini, dan sembuh,” kata Warsito. Tidak terasa, sudah 62 orang penderita kanker payudara sudah disembuhkan. Terakhir, penderita kanker otak pun sembuh total.
Pasien penderita kanker otak kecil (cerebellum) saat pertama datang dalam kondisi yang mengenaskan. Pasien tak bisa menggerakkan seluruh ototnya. Dia hanya bisa terbaring dan tak mampu bergerak, termasuk menelan makanan atau minuman.
Dengan alat bernama electro capacitive cancer threatment (ECCT), hanya beberapa hari pemakaian, pasien bisa tersenyum dan sepekan kemudian sudah bisa makan dan minum dari mulutnya. Sebulan pasien bisa menggerakkan anggota tubuhnya. “Dua bulan setelah pasien dinyatakan sembuh total,” katanya.
Pada prinsipnya, semua jenis kanker sudah diuji tim dari CTech Laboratory, yang dipimpin DR Warsito. “Hanya leukemia yang belum. Karakteristik, leukemia kanker dibawa mengalir oleh darah. Ini sedang dicarikan metoda penyembuhannya,” kata Warsito.
Pria kelahiran Karanganyar, Jawa Tengah, 44 tahun itu kini tengah melakukan uji klinis terhadap ECCT di India selama tiga bulan. Setelah lolos, berikutnya akan minta sertifikasi FDA.
Penulis: Koesworo Setiawan
Jurnas.com
Read more...